Mengenali dan Mengidentifikasi Realitas Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial Di Masyarakat
A. Individu Dalam Hubungan Dengan Orang Lain
1. Pengertian Manusia sebagai Makhluk Individu
Menurut Effendi (2010:37) kata individu berasal dari kata in dan devided. Dalam bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devide artinya terbagi. Menurut pendapat Dr. A Lysen individu berasal dari bahasa latin individum, yang artinya tak terbagi. Jadi, manusia lahir merupakan makhluk individual yang tidak terbagi atau tidak terpisah dan merupakan suatu kesatuan. Individu bukan berarti manusia sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan “orang-seorang” atau “manusia perorangan”. Seseorang lahir sebagai suatu sistem yang terdiri atas subsistem jasmani dan subsistem rohani. Dengan kemampuan rohaninya individu dapat berhubungan dan berfikir serta dengan pikirannya itu dapat mengendalikan dan memimpin kesanggupan akal dan kesanggupan budi untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang dialaminya. Menurut Landgren perbedaan individual menyangkut variasi yang terjadi, baik pada spek fisik dan psikisnya. Manusia sebagai mahluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.
Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya, termasuk kemampuan kecakapannya. Manusia sebagai makhluk individu adalah manusia sebagai perseorangan yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Setiap manusia memiliki perbedaan. Hal itu dikarenakan manusia mempunyai karakteristik dan keunikan tersendiri. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk individu merupakan suatu hal yang unik karena setiap orang berbeda-beda.
Perbedaan individual terjadi dalam berbagai bidang. Garry mengkategorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut :
- Perbedaan fisik, didasarkan pada usia, berat badan, jenis kelamin, kemampuan bertinda, dan sebagainya.
- Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, keluarga, dan suku.
- Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
- Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar.
- Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
2. Ciri Manusia sebagai Makhluk Individu
- Manusia ingin mempertahankan hidup
- Manusia ingin memperoleh keturunan
- Ingin tahu dan mempunyai pemikiran tersendiri
- Memiliki hak-hak yang berbeda
- Memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda
- Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya
- Mengupayakan tentang terpenuhinya hak-hak dasar sebagai manusia
- Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya
- Manusia Memiliki Keinginan Atau Cita-Cita yang Berbeda Dengan Yang Lain
Contoh manusia sebagai makhluk individu, yaitu setiap manusia memiliki cita-cita atau keinginan yang berbeda-beda dengan yang lainnya. Misalnya, manusia menentukan nantinya ia akan memilih untuk menjadi seorang guru. Dalam hal pemenuhan kebutuhan, setiap manusia juga memiliki perbedaan, dan setiap manusia pasti punya tingkat kebutuhan yang berbeda-beda dengan yang lainnya. Ada manusia yang ingin memenuhi kebutuhan pangannya sehari-hari, ada manusia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dalam pendidikan.
3. Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai makna bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Artinya, manusia di dalam kehidupan bermasyarakat membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini disebabkan karena manusia mempunyai hasrat, keinginan, dan rasa untuk membentuk dirinya sebagai manusia utuh dan dapat hidup bersama dengan manusia lainnya. Keinginan untuk berkelompok adalah hakikat manusia sebagai makhluk sosial.
Menurut Soekanto (1990:75) bahwa di dalam diri manusia pada dasarnya telah terdapat keinginan yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lainnya dan keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya. Menurut Aristoteles (384-322 sebelum masehi), seorang ahli fikir yunani menyatakan dalam ajaranya, bahwa manusia adalah Zoon Politicon, artinya pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin bergaul dan berkumpul dalam masyarakat, karena sifatnya yang selalu ingin bergaul dengan manusia lain, maka manusia disebut sebagai makhluk sosial.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
1. Manusia tunduk pada aturan atau norma sosial.
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
4. Ciri Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan, dan toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya. Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat menjadi baik, harmonis, rukun, hingga timbullah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat. Ciri manusia sebagai makhluk sosial yang lainnya, yaitu :
- Manusia tidak bisa hidup sendiri
- Manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain
- Manusia saling berinteraksi satu sama lainnya
- Manusia bertindak dan bersikap sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat
- Manusia bermusyawarah dan gotong royong dengan masyarakat lain
Contoh manusia sebagai makhluk sosial, yaitu saat ada tetangga yang sakit maka kita sebagai tetangga baiknya menjenguk dan menunjukkan empati kita kepadanya, selain itu, saat di kampung diadakan kerja bakti maka kita sebagai warga kampung juga harus ikut serta dan membantu dalam kegiatan kerja bakti.
Sumber :
- Effendi, R. dan Setiadi, E.M. 2010. Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Teknologi. Bandung: UPI Press.
- Sumaatmadja, Nursid. 2012. Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.
- Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.
- Rangga, Aryadanuraja. (2015, Januari 2). Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Dikutip pada 13 April 2019 dari https://ranggaadr.wordpress.com/2015/01/02/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial/
Komentar