Kehidupan Sosial sebagai Objektivitas


a.       Pengertian Objektivitas
·      Objektifitas merupakan kemampuan untuk melihat dan menerima fakta sebagaimana adanya, bukan sebagai apa yang diharapkan. Bersikap objektif merupakan hal yang paling penting dalam melihat kehidupan sosial.
·      Objektivikasi merupakan proses dari gagasan atau pendapat masing-masing individu yang dikemukakan dengan cara berinteraksi dengan individu lain. Ketika gagasan atau pendapat dari seseorang disepakati dan menjadi gagasan umum di masyarakat, maka saat itu realitas subjektif berubah menjadi realitas objektif (objektivikasi).
·      Individu harus bisa mendeteksi dan waspada terhadap penyimpangan-penyimpangan yang barangkali dilakukan tanpa disadari. Penyimpangan merupakan suatu kecenderungan dan biasanya terjadi secara tidak sadar ketika melihat fakta dalam suatu arah tertentu karena pengaruh kebiasaan, harapan, kePentingan, dan nilai-nilai seseorang.

1.      Manusia sebagai makhluk individu.
·      Sejak lahir, manusia telah menjadi makhluk individu untuk menjadi dirinya sendiri, sebagai pribadi terpisah dari yang lainnya. ia merupakan satu organisme yang berdiri sendiri, secara fisik bersifat bebas (tidak memiliki hubungan organik dengan sesamanya). Hal ini dapat terlihat ketika bayi menangis keras, sementara orang lain tidak mengetahui alasan tangisannya.
·      Istilah individu memiliki makna yang berbeda dengan individualisme dan individualis. Individualisme adalah suatu faham yang mementingkan hak perseorangan di samping kepentingan kelompok. Sedangkan individualis adalah sikap mementingkan diri sendiri.
·      Manusia sebagai makhluk individu memiliki penampilan fisik, kemampuan, kebutuhan, perasaan, dan sikap yang berbeda dengan sesamanya. Sehingga kata individu dalam konsep manusia adalah makhluk yang otonom.
·      Sebagai makhluk yang otonom, manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya sekaligus bertanggungjawab atas pilihannya itu. Memiliki kesadaran bahwa manusia itu merupakan makhluk individu, akan mendorong kita untuk bersikap toleransi dan bekerjasama di masyarakat.
·      Sebagai makhluk individu, manusia berusaha untuk mencapai apa yang ia inginkan, mengusahakan agar hak-haknya tercapai, mendapat kesejahteraan hidup dengan cara memenuhi kebutuhan dan kepentingan pribadinya.

2.      Manusia sebagai makhluk sosial.
·      Aristoteles berpendapat bahwa pada kodratnya manusia adalah makhluk sosial. menurutnya, manusia harus hidup dalam masyarakat.
·      Sejak lahir seseorang sudah membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan inilah akan mengarahkan manusia untuk hidup bersama dengan orang lain. Di dalam kebersamaan tersebut manusia melakukan interaksi sosial.
·      Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Selanjutnya, ketika interaksi sosial berlangsung, maka akan ditemukan gejala-gejala sosial.

Manusia dan masyarakat memiliki hubungan yang unik, menurut Berger (1988) hal tersebut merupakan salah satu ciri khusus dari kehidupan manusia. Selanjutnya Berger mengatakan bahwa manusia itu tumbuh dalam masyarakat dan juga masyarakat itu berkembang dalam diri manusia. Artinya, tidak akan ada manusia yang utuh dan sempurna, jika tidak hidup dalam masyarakat. Tanpa bermasyarakat manusia akan kehilangan kemanusiaannya. Namun demikian, peradaban dan perkembangan masyarakat sangat bergantung pada kreativitas manusia sebagai individu. Oleh karena itu, hubungan antara manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial merupakan hal yang bisa dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.

b.      Contoh Kehidupan Sosial Sebagai Kajian Sosiologi (Kemajemukan Masyarakat)
1.        Pengertian kemajemukan masyarakat
·      Menurut J.S. Furnivall, masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas maupun kelompok yang secara budaya dan ekonomi terpisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
·      Menurut Nasikun, masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yang berbeda diantara berbagai kesatuan sosial yang menjadi anggotanya. Para anggota masyarakat tersebut kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang memiliki dasar untuk mengembangkan sikap saling memahami.
·      Menurut Clifford Geerts, masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terbagi atas subsistem-subsistem yang lebih kurang berdiri sendiri dan dipersatukan oleh ikatan-ikatan primordial.

2.        Faktor pendorong kemajemukan masyarakat
·      Letak dan kondisi geografis
·      Keanekaragaman budaya (cara hidup masyarakat)
·      Perbedaan suku bangsa, etnis, ras, dan agama yang hidup dalam satu kelompok masyarakat
·      Adanya sikap primordialisme
·      Perbedaan iklim dan struktur tanah di setiap daerah.



 Sumber:
Murdiyatmoko, Janu. 2007. Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat Untuk Kelas X. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenali dan Mengidentifikasi Realitas Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial Di Masyarakat

GEJALA SOSIAL

PERBEDAAN SOSIAL PERBEDAAN INDIVIDU DAN PERBEDAAN ANTARKELOMPOK