MACAM GEJALA SOSIAL

Kemiskinan
Kata kunci : ketidakmampuan, keterbatasan
Kemiskinan merupakan suatu konsep yang multidimensional artinya kemiskinan tidak hanya dapat dilihat dari sisi ekonomi tapi juga dapat dilihat dari segi sosial, budaya, dan politik. (ekopol-sosbud)
a.       Pengertian
1)      Soerjono Soekanto (Dalam Hidayati, 2008: 5.10) menyatakan bahwa kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Kunci : tidak sanggup, memelihara, dirinya sendiri, sesuai, taraf kehidupan
2)      Menurut Castells ( Dalam Siagian, 2012:10) menyatakan bahwa, kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada dibawah standart kebutuhan hidup minimum agar manusia dapat bertahan hidup.
Kunci : tingkat kehidupan, dibawah standart kebutuhan hidup minimum
3)      Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau komunitas tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan selainnya.
Kunci : tidak mampu, memenuhi, kebutuhan pokok
b.      Ciri-ciri
SMERU Research Institute dalam Krisnamurti (2006) menyebutkan antara lain :
1)      Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang,
dan papan).
2)      Ketidakmampuan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
3)      Tidak ada jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
4)      Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual dan massal.
5)      Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumberdaya alam.
6)      Tidak dilibatkannya dalam kegiatan sosial masyarakat.
7)      Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
8)      Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9)      Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar,wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil)
c.       Indikator Kemiskinan
Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan yang dialami seseorang atau sekelompok orang adalah indikator kemiskinan yang digunakan oleh Bappenas (Harniati, 2010). Indikator kemiskinan yang dimaksud adalah :
1)      Keterbatasan Pangan
Melihat kecukupan pangan dan mutu pangan yang dikonsumsi. Ukuran indikator ini adalah stok pangan yang terbatas, rendahnya asupan kalori penduduk miskin, dan buruknya status gizi bayi, anak balita dan ibu.
2)      Keterbatasan Akses Kesehatan
Melihat keterbataan akses kesehatan dan rendahnya mutu layanan kesehatan. Keterbatasan akseskesehatan dilihat dari kesulitan mendapatkan layanan kesehatan dasar,rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya layanan reproduksi,jauhnya jarak fasilitas layanan kesehatan, mahalnya biaya pengobatan danperawatan. Kelompok miskin umumnya cenderung memanfaatkan pelayanan di puskesmas dibandingkan dengan rumah sakit.
3)      Keterbatasan Akses Pendidikan
Diukur dari mutu pendidikan yang tersedia, mahalnya biaya pendidikan, terbatasnya fasilitas pendidikan, rendahnya kesempatan memperoleh pendidikan.
4)      Keterbatasan Akses pada Pekerjaan
Diukur dari terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha, lemahnya perlindungan terhadap asset usaha, perbedaan upah, lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan.
5)      Keterbatasan akses terhadap layanan perumahan dan sanitasi.
Indikator yang digunakan adalah kesulitan memiliki rumah yang sehat dan layak huni, dan lingkungan permukiman yang sehat dan layak.
6)      Keterbatasan Akses terhadap air bersih
Indikator yang digunakan adalah sulitnya mendapatkan air bersih, terbatasnya penguasaan sumber air, dan rendahnya mutu sumber air.
7)      Keterbatasan Akses terhadap tanah
Indikator yang digunakan adalah struktur kepemilikan dan penguasaan tanah, ketidakpastian kepemilikan dan penguasaan tanah. Akses terhadap tanah ini merupakan persoalan yang mempengaruhi kehidupan rumah tangga petani.
8)      Keterbatasan Akses terhadap SDA
Indikator yang digunakan adalah buruknya kondisi lingkungan hidup, rendahnya sumber daya alam. Indikator ini sangat terkait dengan penghasilan yang bersumber dari sumber daya alam, seperti daerah perdesaan, daerah pesisir, dan daerah pertambangan.
9)      Tidak adanya jaminan rasa aman
Berkaitan dengan tidakterjaminnya keamanan dalam menjalani kehidupan baik sosial maupun ekonomi.
10)  Keterbatasan Akses untuk berpartisipasi
Diukur melalui rendahnya keterlibatan dalam pengambilan kebijakan.
11)  Besarnya beban kependudukan
Berkaitan dengan besarnyatanggungan keluarga, dan besarnya tekanan hidup.
d.      Macam
Sumodiningrat (1989), mengklasifikasikan kemiskinan menjadi lima jenis, yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan kultural, kemiskinan kronis, dan kemiskinan sementara.
1)      Kemiskinan Absolut
a)      Seseorang atau sekelompok orang tidak dapat memenuhi kebutuhan minimum hidupnya.
b)      Apabila tingkat pendapatan seseorang dibawah garis kemiskinan (batas minimal tertentu untuk dapat hidup layak sebagai manusia) atau sejumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum (basic needs), antara lain kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk hidup dan bekerja.
Kunci :Pendapatannya tidak cukup, untuk memenuhi, kebutuhan hidup minimum (basic needs).
2)      Kemiskinan Relatif
a)      Seseorang atau sekelompok orang dapat memenuhi kebutuhan minimum hidupnya, namun dirinya masih merasa miskin bila dibandingakan dengan orang lain atau kelompok lain.
b)      Seseorang yang mempunyai pendapatan di atas garis kemiskinan, namun relatif lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat sekitarnya.
Kunci :pendapatannya, lebih rendah, dibandingkan, masyarakat sekitarnya.
Kemiskinan relatif ini erat kaitannya dengan masalah pembangunan yang sifatnya struktural, yakni kesenjangan akibat kebiijaksanaan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat.
3)      Kemiskinan Kultural
Kemiskinan yang diakibatkan oleh acuan pada sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya tidak mau berusaha untuk memperbaiki tingkat kehidupannya meskipun ada usaha dari pihak luar untuk membantunya.
Kunci : sikap,faktor budaya, tidak mau berusaha, meskipun ada usaha dari pihak luar untuk membantunya.
4)      Kemiskinan Kronis atau Struktural
Kondisi kemiskinan yang terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
a)       Kondisi sosial budaya yang mendorong sikap dan kebiasaan hidup masyarakat yang tidak produktif.
b)      Keterbatasan sumberdaya dan keterisolasian (yaitu daerah-daerah kritis sumberdaya alam dan daerah terpencil.
c)      Rendahnya taraf pendidikan dan derajat perawatan kesehatan, terbatasnya lapangan kerja, dan ketidakberdayaan masyarakat dalam mengikuti ekonomi pasar.
Kunci : terus menerus, dalam jangka waktu yang lama
5)      Kemiskinan Sementara (transitory) atau accidental
Kemiskinan ini terjadi akibat adanya perubahan atau ‘shock’ yang mengakibatkan seseorang atau sekeluarga atau masyarakat berubah dari tidak miskin menjadi miskin.
a)      Perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi krisis ekonomi.
b)      Perubahan yang bersifat musiman seperti dijumpai pada kasus kemiskinan nelayan dan pertanian tanaman pangan.
c)      Bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.
Kunci : adanya perubahan (shock), akibatnya, yang tadinya tidak miskin menjadi miskin.
2.      Masalah Kependudukan
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika Serikat. Indonesia juga sebagai negara yang sedang berkembang memiliki masalah-masalah kependudukan yang cukup serius dan menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia.
Penduduk dalam suatu negara merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subyek dan obyek pembangunan. Penduduk merupakan pusat seluruh kebijakan dan program pembangunan yang dilakukan. Pembangunan dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk baik kualitas fisik maupun non fisik. Dinamika atau perubahan jumlah penduduk sangat mempengaruhi dinamika pembangunan
a.       Permasalahan
Permasalahan kependudukan di Indonesia adalah masalah kuantitas dan kualitas penduduk. Adapun masalah-masalah kependudukan tersebut adalah sebagai berikut :
1)      Jumlah penduduk besar.
a)      Manfaat
Sebagai sumber daya manusia dalam penyediaan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya alam
b)      Masalah
·         Pemenuhan kebutuhan hidup masih belum dapat terpenuhi pemerintah karena kemampuan pemerintah masih terbatas.
·         Penyediaan lapangan kerja, sarana, dan prasarana kesehatan, pendidikan serta fasilitas sosial lainnya masih banyak yang kurang, karena dana yang terbatas.
2)      Pertumbuhan penduduk cepat (Fertilitas).
Pertumbuhan penduduk Indonesia secara nasional masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun, periode 2000 - 2010 sebesar 1,49% Penurunan pertumbuhan penduduk ini cukup menggembirakan, hal ini didukung oleh pelaksanaan program keluarga berencana di seluruh tanah air. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
a)      Tujuan KB
·         Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.
·         Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.
b)      Dampak Laju Pertumbuhan penduduk Terhadap Lingkungan Hidup
·         Makin berkurangnya lahan produktif dan alih fungsi lahan, seperti sawah/perkebunan menjadi pemukiman dan kawasan industri.
·         Makin berkurangnya luas hutan konservasi akibat tuntutan pembukaan areal perkebunan rakyat/swasta.
3)      Persebaran penduduk tidak merata.
Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi eksploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam.
Ex : Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni 60-70 % penduduk Indonesia.
4)      Kualitas penduduk rendah.
Kualitas penduduk atau mutu sumber daya manusia yaitu tingkat kemampuan penduduk dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk meningkatkan kesejahteraannya.Mutu sumber daya manusia pada suatu negara dapat dilihat dari tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan tingkat kesehatannya.
5)      Komposisi penduduk sebagian besar berusia produktif.
Penduduk yang berusia 15-64 adalah golongan produktif. Jumlah penduduk yang besar dalam suatu negara dengan kualitas yang rendah, merupakan beban atau tanggungan bagi pemerintah. Setiap negara selalu mengupayakan peningkatan kualitas penduduknya.Salah satu cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja yang akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup.
3.      Kejahatan / Kriminalitas
a.       Pengertian secara
1)      Yuridis
Suatu tindakan yang melanggar undang-undang atau ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal.
2)      Kriminologi berbasis Sosiologis
Suatu pola tingkah laku yang merugikan masyarakat (dengan kata lain terdapat korban) dan suatu pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat. Reaksi sosial tersebut dapat berupa reaksi formal, reaksi informal, dan reaksi non-formal.
b.      Sebab
1)      Pertentangan dan persaingan kebudayaan
2)      Perbedaan ideologi politik
3)      Kepadatan dan komposisi penduduk
4)      Perbedaan distribusi kebudayaan
5)      Perbedaan kekayaan dan pendapatan
6)      Mentalitas yang labil
7)      Faktor dasar seperti faktor biologi, psikologi, dan sosioemosional
c.       Akibat
1)      Merugikan negara. Misalnya kolusi dan korupsi.
2)      Mengganggu stabilitas keamanan masyarakat.
3)      Merugikan pihak lain, baik materiil maupun non-materiil. Misalnya pencurian, perampokan dengan pembunuhan, dan lain-lain.
4)      Merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Misalnya penipuan, pemalsuan, dan lain-lain.
4.      Disorganisasi Keluarga
Kata kunci : disorganisasi, disharmonisasi
a.       Pengertian
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit dikarenakan anggota-anggotanya gagal memenuhi segala kewajibannya yang sesuai dengan peranan sosial yang seharusnya. Pengertian lainnya mengatakan bahwa disorganisasi keluarga merupakan suatu bentuk ketidakharmonisan keluarga sebagai suatu unit masyarakat terkecil yang disebabkan oleh adanya kegagalan masing-masing anggota keluarga dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan status dan peranannya masing-masing.
b.      Sebab
Penyebab utama dari adanya disorganisasi keluarga adalah ketidakharmonisan suasana keluarga.
Disorganisasi keluarga sering juga terjadi karena kegagalan seorang atau lebih anggota keluarga dalam memenuhi kewajiban yang telah ditentukan dalam institusi keluarga batih.
1)      Adanya hubungan diluar pernikahan (perselingkuhan)
2)      Perceraian antara suami dan isteri
3)      Buruknya komunikasi yang terjalin antara setiap anggota keluarga yang ada
4)      Seorang kepala keluarga yang meninggalkan keluarganya sendiri
dan lain sebagainya.
c.       Dampak
Khususnya pada anak
1)      Perasaan frustasi
2)      Timbulnya perilaku-perilaku di luar batas kewajaran atau yang lebih umum didefinisikan dengan kenakalan remaja.
3)      Kegagalan anak dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
4)      Melakukan tindakan kejahatan.

5.      Peperangan
Masalah peperangan berbeda dengan masalah sosial. Peperangan merupakan satu bentuk pertentangan dan juga suatu lembaga kemasyarakatan. Peperangan merupakan bentuk pertentangan ketika setiap kali diakhiri dengan suatu akomodasi.

6.      Pelanggaran Terhadap Norma Masyarakat
Ada beberapa pelanggaran terhadap norma- norma sosial yaitu: pelacuran, alkoholisme,homoseksualitas. Masalah masalah inilah yang sering dilakukan dan hal ini merupakan pelanggaran norma yang ada di masyarakat.

7.      Masalah Lingkungan Hidup
Ketika seseorang membicarakan lingkungan hidup, yang sering difikirkan adalah hal-hal atau segala sesuatu yang berada disekitar manusia baik sebagai individu maupun dalam pergaulan hidup.

8.      Birokrasi
Birokrasi merupakan organisasi yang bersifat hieraris, yang ditetapkan secara rasional untuk mengordinasikan pekerjaan orang- orang kepentingan pelaksanaan tugas-tugas administratif.


DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
Rufikasari, Lia Chandra. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA. Surakarta: Mediatama
Mulyadi, Yad Dkk. 2002. Sosiologi Sma Kelas XI. Jakarta: Yudistira
Ruswanto. 2009. SOSIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XII Program Studi Ilmu Sosial. Jakarta : Pusat Perbukuan.
Sumber Belajar M5 KB3 Materi 3 - Permasalahan Sosial secara Kritis dan Kreatif melalui berbagai Pelibatan Sosial.pdf diakses melalui http://ppg.spada.ristekdikti.go.id 
Ita. M dan Nugroho H. P. 2018. Pendalaman Materi Geografi Modul 23 Permasalahan Kependudukan dan Bonus Demografi. Jakarta : Ristekdikti
BAB II Kajian Pustaka 2.1 Konsep Kemiskinan diakses melalui http://repository.usu.ac.id/  
BAB II Kajian Pustaka 2.1 Konsep Kemiskianan diakses melalui https://repository.ipb.ac.id 
Hartono, Aan. 2015. Antara Kemiskinan Absolut dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Malinau Serta Keterbandingannya di Kalimantan Utara. Diambil dari : https://www.kompasiana.com/aanhartono 
Mursalin, Irfan. 2012. Tindakan Kriminal dan Kejahatan. Diambil dari https://id.scribd.com/doc/104704488/Tindakan-Kriminal-Dan-Kejahatan 
Bhakti, Ananda. Disorganisasi Keluarga dan Dampaknya terhadap Anak. Diambil dari https://ugm.academia.edu/AnandaBhakti 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenali dan Mengidentifikasi Realitas Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial Di Masyarakat

GEJALA SOSIAL

PERBEDAAN SOSIAL PERBEDAAN INDIVIDU DAN PERBEDAAN ANTARKELOMPOK